MAKALAH
PENGEMBANGAN MEDIA SEDERHANA
Mata
kuliah Media Pembelajaran
Dosen
Pengampu: Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd, M.Pd
OLEH :
Kelompok 4
Deri
Pragista Primadana 13 211 030
Arditya Arifin 14 211 008
Yoyok Wibowo 14 211 027
Dewi Lestari 14 211 032
Suciati 14 211 033
Ima Mualifah 14
211 037
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP
PGRI MADIUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengembangan
Media Sederhana”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterimakasih pada
Bapak Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Media Pembelajaran yang
telah memberikan tugas.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Madiun,
30 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan
dan Manfaat................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
A.
Pinsip-Prinsip Umum.............................................................................. 3
1.
Kesederhanaan (Simplicity)
2.
Kesatuan (Unity)
3.
Penekanan (Emphasis)
4.
Keseimbangan (Balance)
5.
Alat-Alat Visual (Garis, Bentuk, Ruang,
Tekstur, Warna)
B.
Pembuatan Transparasi (Overhead
Transparansi/OHT).......................... 5
1.
Desain/ Lay Out
2.
Cara Membuat Transparansi Langsung
3.
Cara Membuat Transparansi Melalui Komputer
C.
Dasar-dasar Desain Visual...................................................................... 6
D.
Macam-Macam Media Pembelajaran Sederhana.................................... 10
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan.................................................................................... 13
B.
Saran.............................................................................................. 13
Daftar Pustaka................................................................................................ 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Pendidik seharusnya memperhatikan tentang
pemanfaatan media dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan mempelajari bagaimana cara menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.
Agar proses belajar mengajar
mudah, efisiensi dan konsentrasi belajar meningkat, seorang pendidik harus
memilih serta menggunakan media yang tepat dan berelevansi dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Media pembelajaran tidak harus mahal, dalam
kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan adalah tercapainya tujuan
pembelajaran. Jadi sesederhana mungkin media pembelajaran dapat dipakai sebagai
sarana mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian
guru/ fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/
fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar
mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya,
dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru /
fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran. Selanjutnya pembahasan tentang media pembelajaran sederhana akan
kami pelajari lebih dalam pada
makalah ini.
Pengembangan
media sederhana yang dibahas dalam bab ini adalah media grafis,yang mudah
dibuat sendiri oleh guru. Grafis adalah semua bahan ilustratif yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau buah
pikiran kepada orang lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apa saja unsur-unsur/ prinsip-prinsip umum media
pembelajaran sederhana?
2. Bagaimana cara pembuatan transparansi/OHT?
3. Apa saja dasar-dasar
desain visual?
4. Apa saja macam-macam
media pembelajaran sederhana?
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan
Dalam penulisan ini, tujuan yang diharapkan
dapat dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui unsur-unsur/ prinsip-prinsip umum
media pembelajaran sederhana
2. Untuk mengetahui cara pembuatan
transparansi/OHT
3. Untuk mengetahui dasar-dasar desain
visual
4. Untuk mengetahui macam-macam media
pembelajaran sederhana
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-Prinsip Umum
1.
Kesederhanaan (Simplicity)
Bentuk media ini
harus ringkas, sederhana
dan dibatasi pada hal-hal yang penting
saja. Konsepnya harus tergambar dengan jelas serta mudah danmudah dipahami.
Tulisan cukup jelas,sederhana dan mudah dibaca. Hindarilah bentuk tulisan yang
artistik, karena
tidak setiap orang
dapat membacanya.
2.
Kesatuan (Unity)
Prinsip kesatuan
ini adalah hubungan yang ada diantara unsur-unsur visual dalam fungsinya secara
keseluruhan. Bentuk kesatuan ini dapat dinyatakan dengan unsur-unsur yang
saling menunjang,atau dengan menggunakan petunjuk seperti anak panah atau
alat-alat visual seperti garis,
bentuk, warna, tekstur dan ruang yang
dilukiskan dalam suatu halaman.
3.
Penekanan (Emphasis)
Walaupun media
ditunjukan dengan suatu gagasan tunggal yang dikembangkan secara
sederhana, merupakan suatu kesatuan, sering diperlukan
penekanan pada bagian-bagian tertentu untuk memusatkan minat dan perhatian.
Penekanan tersebut dapat ditunjukan melalui penggunaan ukuran tertentu, gambar perspektif atau
dengan warna tertentu pada unsur yang paling penting.
4.
Keseimbangan (Balance)
Ada 2 jenis keseimbangan yaitu:
a.
Keseimbangan formal
Dapat ditunjukan dengan adanya
pembagian secara simetris, sehingga dapat
dibayangkan seperti di depan kaca,
sebagian
dari bentuk yang digambarkan merupakan belahan yang lain. Bentuk ini terlihat
statis.
b.
Keseimbangan informal
Bentuknya tidak simetris. Bagian-bagiannya
dikembangkan sehingga tidak terkesan statis. Bentuk ini lebih dinamis dan
menarik perhatian. Untuk membuatnya dibutuhkan imaginasi dan keberanian si
perancang. Bentuk ini digambarkan dengan model asimetris atau diagonal.
5.
Alat-alat visual
Alat-alat visual yang dapat
membantu keberhasilan penggunaan prinsip-prinsip (pengembangan) media visual
tersebut diatas adalah garis,
bentuk, warna, tekstur dan ruang
(Kemp,1980) sebagai berikut:
a.
Garis
Suatu garis dalam media visual
dapat menghubungkan unsur-unsur bersama dan akan membimbing pemirsa untuk
mempelajari media tersebut dalam suatu urutan tertentu.
b.
Bentuk
Suatu bentuk yang tidak biasa
(aneh) dapat menimbulkan suatu perhatian
khusus pada sesuatu yang divisualkan.
c.
Ruang
Ruang terbuka di sekeliling
unur-unsur visual dan kata-kata akan mencegah berjejal dalam suatu media
visual. Kalau ruang itu digunakan dengan cermat, maka unsur-unsur yang
dirancang menjadi efektf.
d.
Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dijadikan sebagai pengganti sentuhan rasa
tertentu dan dapat juga dipakai sebagai
pengganti warna, memberikan penekanan, pemisahan atau untuk meningkatkan
kesatuan.
e.
Warna
Warna merupakan unsur tambahan yang
terpenting dalam media visual, tetapi harus digunakan secara berhati-hati untuk
memperoleh pengaruh yang terbaik. Gunakanlah pada unsur-unsur visual untuk
memberikan penekanan, pemisahan atau meningkatkan kesatuan. Pilihlah warna-warna yang
merupakan kesatuan harmonis sebab terlampau banyak warna yang berbeda akan
mengganggu pandangan dan dapat menimbulkan perbedaan persepsi pada pesan yang
dibawakan. Untuk memilih warna ini harus diperhatikan tiga hal:
1)
Warna (merah, biru, dan
sebagainya)
2)
Nilai warna (gelap,
terang)
3)
Kekuatan warna
(efeknya)
Pembuatan
lay-out untuk media grafis
Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip tersebut diatas dapat dibuat lay-out atau tata
letak suatu media grafis dengan baik. Kalau kita mempunyai beberapa gambar,
kata-kata, bentuk-bentuk atau simbol-simbol lainnya, kemudian ingin meletakkan
atau memajangnya pada sebuah papan, dinding atau kertas karton, misalnya
bulletin board, maka terlebih dahulu harus merencanakan peletakan benda-benda
tersebut. Buatlah rencana pada suatu susunan yang dianggap paling baik, dalam
arti unsur-unsur yang akan ditonjolkan sudah tampak, penempatan semua benda
sudah harmonis. Maka rencana terakhir adalah layout pembuatan bulletin
tersebut. Kemudian dikumpulkan gambar, tulisan, atau simbol-simbol yang
diperlukan, lalu ditempelkan. Biasanya lay-out dibuat kalau ingin menyususn
beberapa benda, gambar, atau tulisan menjadi suatu kesatuan. Kalau hanya satu
gambar saja, misalnya lukisan, maka rencana tersebut tidak disebut lay-out
melainkan sketsa.
Prinsip-prinsip
umum tersebut diatas digunakan sebagai pedoman pembuatan berbagai jenis media
visual seperti: gambar, bagan, diagram, poster, karikatur, ilustrasi dan
lain-lain (periksa kembali jenis media visual).
B. Pembuatan
Transparasi (Overhead Transparasi/
OHT)
Pembuatan
transparasi pada dasarnya tidak berbeda dengan pembuatan media grafis yang
telah diuraikan diatas, jadi harus memperhatikan kesederhanaan, kesatuan,
keseimbangan, serta lima unsur tambahan seperti grafis, bentuk, tekstur, warna
dan ruang.
Bahan:
1.
Spidol permanen OHP
2.
Kapas dan alcohol
3.
Penggaris
4.
Bingkai
Cara
membuat:
Transparasi
dapat dibuat dengan dua cara pokok yaitu:
1.
Dengan menggambar atau
menulis langsung pada lembaran transparasi dengan spidol
2.
Dengan computer,
melalui program MS Power Point
1.
Desain atau lay-out
a.
Batasilah transparasi
dengan topik yang tidak terlampau luas. Kalau mungkin, sebuah transparan hanya
mengandung satu pokok pikiran.
b.
Kalau banyak masalah
yang perlu dikembangkan, sebaiknya dikembangkan menjadi beberapa transparansi
sebaiknya tidak langsung.
c.
Bahan cetak dari buku
ke ditulis seperti apa adanya untuk dipindahkan transparansi. Simpulkan garis besar bahasan yang ada dalam
buku tersebut. Akan lebih menarik bila
dibuat bagan, diagram, atau gambar,
dengan sedikit tulisan untuk
sekedar mengingatkan penyaji pada saat menjelaskan transparansi tersebut.
d.
Tulisan jangan
terlampau kecil, sehingga mudah dibaca
dari jauh.
e.
Daerah yang aman untuk
tulisan/gambar adalah 23 x 23 cm. Lebih
dari ukuran tersebut, gambar akan
terpotong bila ditampilkan pada layar
2.
Cara membuat transparan
langsung
a.
Siapkan transparansi
yang dibeli dari toko(siap pakai) atau
plastik yang dipotong sendiri.
b.
Buatlah layout pada
selembar kertas.
c.
Pindahkan lay-out
tersebut dengan menggambarkan pada transparansi. Kalau transparansi ini akan dipakai
berkali-kali, sebaiknya menggunakan
spidol permanent OHP, yang tidak mudah dihapus. Namun bila hanya membutuhkan
untuk sementara, cukup dengan spidol biasa.
d.
Agar transparansi
kelihatan rapih, berilah bingkai. Bingkai ini juga dapat berfungsi sebagai
catatan untuk mengingatkan penyaji pada hal-hal pokok yang akan disajikan. Bingkai ini dapat dibeli di toko-toko atau
dibuat sendiri dari kertas karton.
3.
Membuat transparansi
melalui komputer Dengan menggunakan komputer,
tidak lagi diperlukan menulis atau menggambar sendiri ide-ide yang akan
disajikan. Ada dua macam cara untuk menampilkan media visual ini, yaitu:
a.
Diketik dengan program
MS Word Diketik dengan program MS WORD, atau Power Point, kemudian diprint.
Dari hasil cetakan ini, dapat dicopy ketransparan.
b.
Bahan diketik dengan
menggunakan MS Powerpoint, dicopy pada CD atau USB, untuk ditampilkan melalui
LCD Proyektor.
Selain
prinsip umum menurut Kemp tersebut Duffy, dkk, 2003 mengemukakan
dasar-dasar desain visual yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan media
pembelajaran.
C. Dasar-Dasar Desain
Visual
Tiap
sajian visual terdiri dari sejumlah elemen yang dengan sengaja disusun. Ada 3
kategori utama unsur desain visual yaitu: unsur visual, teks dan afektif.
1.
Unsur visual, meliputi:
grafis, simbol, objek nyata, atau organisasi visual.
2.
Unsur teks, meliputi
semua aspek penyajian tekstual, dari pemilihan kata-kata sampai gaya bentuknya, warna, dan ukuran
yang digunakan.
3.
Unsur afektif meliputi:
komponen-komponen visual yang dapat mendatangkan respon dari pengamat seperti
menyenangkan, takjub, humor, dsb.
Pemilihan
dan penyusunan unsur-unsur tersebut secara tepat dapat menimbulkan tampilan
yang efektif. Berikut ini panduan yang
akan membantu Anda menciptakan tampilan visual yang jelas dan efektif:
1.
Relevansi
Bila ingin menampilkan unsur-unsur
visual, tiap unsur harus memberikan kejelasan yang mendukung visualisasi. Kadang-kadang visualisasi malah membingungkan
pebelajar. Grafis yang tidak mengilustrasikan dengan tepat tujuan
visualisasi, akan mengurangi makna pesan
Misalnya, terlampau banyak ragam bentuk dan ukuran akan memutar balikkan pesan.
Pilihlah unsur-unsur yang relevan dan sesuai untuk mengkomunikasikan isi pesan.
2.
Koherensi dan
konsistensi
Semua unsur harus cukup konsisten untuk
menampilkan suatu pesan yang jelas. Unsur yang konsisten membuat pesan mudah
diinterpretasikan. Sesuatu yang kontras dapat menciptakan minat, sedangkan adanya unsur unsur yang sama dapat
membosankan.
3.
Proporsi dan kontras
Proporsi dan keseimbangan juga harus
dipertimbangkan dalam desain visual proporsi berkenaan dengan ukuran unsur yang
relatif dalam perbandingan dengan kepentingan.kontras berkenaan dengan nikasi
visual yang ditentukan oleh susunan dan keseimbangan unsur-unsur tersebut.
Perancang harus menekankan pada unsur yang paling penting dengan meningkatkan
proporsinya dengan cara menatanya sehingga meru
pakan titik sentral dalam pesan visual. (kontras ruang putih, grafis,
objek, atau teks, akan menciptakan pengaruh yang kuat dan
meningkatkan pesan.
4.
Kesatuan dan arah
Prinsip kesatuan menyarankan agar semua
unsur bekerja bersama-sama membantu pusat perhatian pengamat secara khusus,
masukkan satu unsur yang dominan untuk membantu pengamat memperoleh gambaran
pesan yang pokok dan mendukung semua unsur agar pengamat tetap terarah pada
komponen pesan. Susunan unsur-unsur harus membantu pengamat untuk tetap
memfokuskan perhatiannya.
5.
Gambar yang besar
Semua bagian secara bersama-sama harus
sesuai untuk menciptakan gambaran secara keseluruhan. Gambaran besar itulah
yang akan dikomunikasikan, tiap bagian mewakili unsur desain. Kalau guru ingin
menyajikan tampilan visual untuk lingkungan belajar perlu perhatian pada gambaran
keseluruhan pesan atau gambar yang dikomunikasikan. Kemudian unsur demi unsur
akan membangun pesan untuk mengkomunikasikan visi anda kepada pebelajar.
Selain kemp dan duffy,
smaldino 2005 juga mengemukakan prinsip-prinsip visual yang lebih rinci, sebagai
berikut:
Visual
Literacy
Selama ini banyak yang
menggunakan kata “literacy" selalu dikaitkan dengan membaca dan menulis,
yang diartikan "melek
huruf". Tetapi Smaldino dkk (2005) meminjam kata tersebut untuk digunakan
dalam media visual. Bahwa visual literacy
berkenaan dengan suatu kemampuan belajar menginterpretasikan pesan visual
secara akurat dan menciptakan suatu pesan.
Penelitian tentang visual literacy menunjukkan adanya pengaruh sistem
pemrosesan visual untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Proses
desain visual Smaldino
2005 mengelompokkan keputusan mendesain itu ke dalam beberapa kelompok, yaitu:
1.
Elemen-elemen:
pemilihan dan pemasangan unsur verbal/ visual untuk dimasukkan di dalam
tampilan.
2.
Pola: pemilihan pola pola mendasari unsur yang akan
ditampilkan.
3.
Susunan: susunan unsur-unsur
secara individual dengan pola yang mendasari
Elemen-elemen
Perencanaan tampilan visual dimulai dengan
mengumpulkan atau membuat gambar-gambar secara individual dan unsur-unsur teks
yang diharapkan akan digunakan dalam suatu tampilan. Dalam memilih dan
memproduksi unsur-unsur gambar dan teks,
pemilihan didasarkan pada tujuan media visual yaitu: keterbacaan,
membantu pengamat secara cepat melihat pesan, dan memfokuskan perhatian pada hal yang
pokok. Elemen desain visual ini
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
elemen visual, verbal dan elemen yang
menambah daya tarik.
1.
Elemen visual
Jenis visual yang dipilih untuk situasi
tertentu tergantung pada tugas belajar.
Lambang -lambang visual seperti dikemukakan Edgar Dale dapat dibagi
menjadi tiga kategori yaitu realistis,
analogis dan organisasional.
a.
Realistis, maksudnya objek yang sesungguhnya, misalnya foto berwarna gerbong kereta api
harus seperti aslinya. Penggunaan warna asli dapat mempertinggi tingkat
realistis, yang merupakan salah satu tujuan utama pembelajaran warna.
b.
Analogis, artinya menyampaikan konsep atau topik dengan
menunjukkan sesuatu yang menngimpikasikan kesamaan. Mengajar tentang aliran
listrik dengan menunjukkan aliran air dalam suatu rangkaian pipa paralel.
c.
Organisasional, bahwa
media visual meliputi bagan alir, grafis
peta, dan kelompok diagram. Pengorganisasian grafis dapat menunjukkan
hubungan antara konsep yang pokok dalam materi tekstual. Jenis visual ini
membantu mengkomunikasikan pengorganisasian materi.
2.
Elemen verbal
Sebagian besar penyajian berkaitan
dengan beberapa informasi verbal yang ditambahkan ke unsur-unsur visual. Untuk
mempersiapkan suatu penyajian, hendaknya
mempertimbangkan unsur huruf dengan cermat sebagaimana unsur gambar, karena kedua hal dapat mengkomunikasikan informasi
dengan lebih baik.
a.
Gaya huruf
Gaya
huruf harus konsisten dan harmonis dengan unsur-unsur visual yang lain. Untuk tujuan pembelajaran, gaya huruf perlu diperhatikan. Guru sebaiknya
memilih huruf yang sederhana
(norma).
Untuk serangkaian penyajian seperti slide,
dapat menggunakan tidak lebih dari dua jenis gaya yang berbeda, dan ini
pun harus harmonis satu sama lain. Bila menggunakan komputer, banyak variasi
pilihan, namun untuk komunikasi yang
baik, seyogyanya membatasi jumlah variasi (misalnya, cetak tebal,
cetak miring. garis bawah, perubahan
ukuran) maksimal 4 jenis. Jadi, dapat digunakan
dua jenis ukuran ditambah cetak miring dan garis bawah, atau 3 jenis ukuran yang berbeda ditambah cetak
tebal untuk penekanan.
b.
Huruf besar
Agar mudah dibaca, gunakan huruf-huruf normal ditambah
huruf-huruf besar hanya bila diperlukan. Garis besar atau judul yang singkat
dapat ditulis dengan huruf besar semua namun untuk frase yang lebih dari 3 kata
dan kalimat penuh, ditulis dengan huruf
normal.
c.
Warna huruf
Warna huruf sebaiknya kontras dengan
warna latar belakang, baik demi kemudahan dibaca maupun demi penekanan yang
menghendaki perhatian khusus. Juga perlu diingat, mungkin pebelajar ada yang
buta warna. Kemudahan dibaca tergantung
terutama pada kekontrasan antara warna huruf dan warna latar belakang.
d.
Ukuran huruf Penyajian
seperti papan pengumuman dan poster sering dipandang dari jarak dekat oleh
pengamat. Ukuran huruf sangat penting untuk kemudahan. Sesuaikan ukuran dengan
jarak pandang pebelajar yang duduk di bangku paling belakang.
e.
Jarak antar huruf Jarak
antar huruf dari tiap kata perlu dipertimbangkan
melalui pengalaman dibandingkan penggunaan atas dasar mekanis. Hal ini perlu
karena beberapa huruf (seperti huruf besar A,
I, K dan betul-betul tidak
reguler dalam hal bentuk dibandingkan dengan huruf persegi panjang (seperti huruf besar
H, M,
N, dan S) dan bentuk bundar (seperti huruf besar:
C, G, O, dan
Q). Jika huruf persegi panjang atau
huruf bundar dikombinasikan satu sama lain dalam jarak yang sama, akan terjadi pola reguler spasi putih diantara
huruf itu. Tetapi jika huruf-huruf non reguler dikombinasikan dengan yang lain
dengan cara ini pola jarak putih dapat sangat tidak seimbang. Mengatasi
ketidakseimbangan itu adalah membuat seluruh dengan optical spacing
(memperkirakan
kedekatan yang sama antara jarak putih diantara huruf-huruf.
f.
Jarak diantara garis jarak vertikal
diantara garis-garis materi cetak juga sangat penting untuk kemudahan. Kalau
garis terlampau dekat satu sama lain, akan cenderung kabur jaraknya. Namun bila
terlampau jauh, akan kelihatan sepotong-sepotong(bukan bagian dari unit yang
sama). Jarak yang sedang untuk spasi vertikal antar garis sebaiknya agak
sedikit kecil dari pada rata rata tinggo huruf normal.
3. Elemen yang menambah
daya tarik
Tampilan visual sebaiknya memberi
pengaruh, paling tidak untuk menarik
perhatian pengamat. Ada 3 hal yang dapat menambah daya tarik yaitu: kejutan tekstur, dan interaksi.
Kejutan
Renungkan suatu
metafora yang tidak biasa, kombinasi
ketidaksamaan antara kata dan gambar, misalnya tiba-tiba dimasukkan suatu
warna, perubahan ukuran yang dramatis.
Maka seseorang akan memperhatikan sepanjang yang bersangkutan mendapatkan
stmuli atau informasi baru. Pengamat akan bosan kalau penyajian monoton.
Tekstur
Sebagian besar tampilan
visual berupa 2 demensi. Untuk itu dapat ditambahkan demensi ketiga dengan
penggunaan tekstur atau materi yang aktual. Tekstur merupakan suatu ciri objek
dan materi 3 demensi
Interaksi
Unsur "R" dari
model ASSURE (Require Learner
Participation) menerapkan semua bentuk
media. Pengamat dapat bertanya untuk merespon tampilan visual dengan sedikit
manipulasi pada tampilan, sehingga
timbul pertanyaan-pertanyaan selama penyajian. Misalnya, pembelajar dapat menjawab
kartu-kartu untuk memasangkan fakta-fakta pada posisi yang benar atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan geografis yang dapat disembunyikan di bawah penutup yang
dapat digeser.
D.
Macam-Macam Media Pembelajaran Sederhana
Kalau kita kreatif ada berbagai benda yang ada
dilingkungan kita yang bisa dijadikan sebagai media sederhana demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa kelompok media sederhana, yaitu: Gambar
diam, grafis, display, relia, poster dan chart.
1.
Gambar
Gambar
yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan/ gambar, dan sketsa (gambar garis).
Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk
menvisualisasikan konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa.
2.
Grafik
Secara fisik bentuk grafik dan chart hampir sama, akan
tetapi grafik hanya menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Angka-angka
tersebut diwakili oleh bentuk visual, misalnya berupa garis, gambar orang,
gambar binatang, dan lain-lain.
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar
sederhana yang menggunakan titik- titik, garis atau gambar. Fungsi grafik
adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan
secara singkat dan jelas berbeda dengan bagan, grafik di susun berdasarkan
prinsip- prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. Ada
beberapa macam grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik garis,
grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
3.
Display
Bulletin board adalah media display yang sifatnya
umum, maksudnya media yang berisi pesan baik untuk kelompok orang maupun
populasi. Bulletin board dapat berisi berita, pengetahuan, pesan singkat, dan
sebagainya. Bulletin board banyak digunakan untuk pengetahuan sederhana hampir
sama dengan majalah dinding.
Berbagai jenis media grafis antara lain gambar, poster,
ketsa, diagram, chart dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan bulletin.
Selain itu, papan bulletin dapat dibuat di pesan-pesan verbal tertulis seperti
karang-karangan ( anak-anak) berita, feature, dan sebagainya. Berbeda
dengan papan flanel, papan bulletin
ini tidak dilapisi kain flannel tetapi langsung ditempelkan gambar-gambar atau
tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin
dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Secara fisik bulletin board adalah suatu bidang datar
dengan berbagai ukuran dan bentuk (persegi panjang) yang dapat ditempel pada
paku payung. Display dapat dibuat sebagai media pembelajaran sederhana dengan
cara pertama, memilih gambar yang
sesuai dengan mata pelajaran. Kedua,
gambar-gambar tersebut langsung ditempelkan pada papan bulletin dengan
mengunakan paku payung.
4.
Relia
Media relia adalah benda nyata, yang tidak harus
dihadirkan di ruang kelas tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek,
sehingga dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Contoh: Mempelajari
keanekaragaman mahluk hidup.
5.
Poster
Poster adalah media yang bersifat persuasif yang
bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan
kata-kata. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas.
Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara rinci,
harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaanya.
6.
Chart
/ Bagan
Chart merupakan presentasi berupa gambar grafis yang
menginformasikan hubungan-hubungan. Misalnya: kronologis, jumlah, dan hierarki. Sebagai
media yang baik, bagan haruslah: dapat dimengerti, sederhana dan lugas (tidak
rumit atau berbelit-belit), diganti pada waktu tertentu agar selain tetap
termasa (up to date) juga tak hilang daya tarik.
Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan
materi pelajaran yang lain. Chart harus mempunyai tujuan pembelajaran yang
ditentukan dengan jelas. Bagi siswa yang berusia muda suatu chart harus
berisikan hanya satu konsep atau gambaran konsep. Sebaliknya chart itu ditekan
hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk dapat
dipahami. Jika ingin megungkapkan beberapa gagasan dan konsep, sebaiknya dibuat
serangkain chart sederhana. Informasi pembelajaran dan pesan-pesan isi
pelajaran dikomunikasikan melalui saluran visual dan materi verbal hanya
diadakan untuk mendukung pesan visual.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah
“Pengembangan media sederhana” dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran sederhana merupakan media yang tidak
berbasis teknologi, dapat dibuat sendiri, dan tidak memerlukan biaya mahal.
Unsur-unsur
dalam pembuatan media pembelajaran, meliputi: kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna.
Dalam
proses pembelajaran, seorang pendidik dapat membuat sendiri media sederhana
yang memiliki nilai ekonomis dan kepraktisannya, berupa gambar atau foto.
Media tidak selalu identik dengan mahal karena media dapat
dibedakan berdasarkan keadaannya yaitu media canggih, yang identik dengan mahal
dan media sederhana (simple media) yang tidak memerlukan biaya mahal.
Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri. Anda sebagai guru
atau ahli media yang biasanya tidak memerlukan listrik untuk menyajikannya.
Unsur-unsur visual media sederhana
antara lain; Kesederhanaan, Keterpaduan,
Penekanan, Keseimbangan, Bentuk, Garis, Tekstur, Warna. Macam-Macam media
pembelajaran sederhana, kalau kita
kreatif ada berbagai benda yang ada dilingkungan kita yang bisa dijadikan
sebagai media sederhana demi tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa kelompok media
sederhana, yaitu: Gambar, grafis, display, relia, poster dan chart.
Media
pembelajaran sederhana yang berupa gambar dapat dibuat dengan beragam variasi
pembuatan. Bahan-bahan yang dipergunakan daiam pembuatan media gambar dapat
berupa kertas, papan triplek, gabus, dan kain.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini dibuat,
semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang pembuatan media
pembelajaran sederhana dan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam
pembuatan media pembelajaran. Pemakalah mohon maaf apabila dalam makalah ini
terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, Media
Pembelajaran, Cetakan.
1, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997
Sujana, Nana & Ahmad
Rivai, Media Pengajaran, Cet.8, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2009
Sri Anitah, Media Pembelajaran .Cetakan 1. Surakarta
LPP UNS dan UNS Press. 2008