Minggu, 25 Desember 2016




MAKALAH
PENGEMBANGAN MEDIA SEDERHANA
Mata kuliah Media Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd, M.Pd

logo besar ikip


OLEH :
Kelompok 4

Deri Pragista Primadana          13 211 030
Arditya Arifin                         14 211 008
Yoyok Wibowo                       14 211 027
Dewi Lestari                            14 211 032
Suciati                                      14 211 033
Ima Mualifah                           14 211 037


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP PGRI MADIUN
2016
 
 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengembangan Media Sederhana” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih pada Bapak Ramadhan Prasetya Wibawa, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Media Pembelajaran yang telah memberikan tugas.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenaan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Madiun, 30 Oktober 2016


Penyusun













DAFTAR ISI


Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I  Pendahuluan
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.     Tujuan dan Manfaat................................................................................ 2
BAB II    Pembahasan
A.    Pinsip-Prinsip Umum.............................................................................. 3
1.      Kesederhanaan (Simplicity)
2.      Kesatuan (Unity)
3.      Penekanan (Emphasis)
4.      Keseimbangan (Balance)
5.      Alat-Alat Visual (Garis, Bentuk, Ruang, Tekstur, Warna)
B.     Pembuatan Transparasi (Overhead Transparansi/OHT).......................... 5
1.      Desain/ Lay Out
2.      Cara Membuat Transparansi Langsung
3.      Cara Membuat Transparansi Melalui Komputer
C.     Dasar-dasar Desain Visual...................................................................... 6
D.    Macam-Macam Media Pembelajaran Sederhana.................................... 10

BAB III Penutup
A.    Kesimpulan.................................................................................... 13
B.     Saran.............................................................................................. 13
Daftar Pustaka................................................................................................ 14



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidik seharusnya memperhatikan tentang pemanfaatan media dalam setiap kegiatan pembelajaran, dengan  mempelajari bagaimana cara menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Agar proses belajar mengajar mudah, efisiensi dan konsentrasi belajar meningkat, seorang pendidik harus memilih serta menggunakan media yang tepat dan berelevansi dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media pembelajaran tidak harus mahal, dalam kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi sesederhana mungkin media pembelajaran dapat dipakai sebagai sarana mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru/ fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru/ fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Selanjutnya pembahasan tentang media pembelajaran sederhana akan kami pelajari lebih dalam pada makalah ini.
Pengembangan media sederhana yang dibahas dalam bab ini adalah media grafis,yang mudah dibuat sendiri oleh guru. Grafis adalah semua bahan ilustratif yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau  buah pikiran kepada orang lain.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1.  Apa saja unsur-unsur/ prinsip-prinsip umum media pembelajaran sederhana?
2.  Bagaimana cara pembuatan transparansi/OHT?
3.  Apa saja dasar-dasar desain visual?
4.  Apa saja macam-macam media pembelajaran sederhana?
C.    Tujuan  dan Manfaat Penulisan
Dalam penulisan ini, tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui unsur-unsur/ prinsip-prinsip umum media pembelajaran sederhana
2.  Untuk mengetahui cara pembuatan transparansi/OHT
3.  Untuk mengetahui dasar-dasar desain visual
4.  Untuk mengetahui macam-macam media pembelajaran sederhana
















  



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prinsip-Prinsip Umum
1.        Kesederhanaan (Simplicity)
Bentuk media ini harus ringkas, sederhana dan  dibatasi pada hal-hal yang penting saja. Konsepnya harus tergambar dengan jelas serta mudah danmudah dipahami. Tulisan cukup jelas,sederhana dan mudah dibaca. Hindarilah bentuk tulisan yang artistik, karena tidak setiap orang dapat membacanya.
2.        Kesatuan (Unity)
Prinsip kesatuan ini adalah hubungan yang ada diantara unsur-unsur visual dalam fungsinya secara keseluruhan. Bentuk kesatuan ini dapat dinyatakan dengan unsur-unsur yang saling menunjang,atau dengan menggunakan petunjuk seperti anak panah atau alat-alat visual seperti garis, bentuk, warna, tekstur dan ruang yang dilukiskan dalam suatu halaman.
3.        Penekanan (Emphasis)
Walaupun media ditunjukan dengan suatu gagasan tunggal yang dikembangkan secara sederhana,  merupakan suatu kesatuan, sering diperlukan penekanan pada bagian-bagian tertentu untuk memusatkan minat dan perhatian. Penekanan tersebut dapat ditunjukan melalui penggunaan ukuran tertentu, gambar perspektif atau dengan warna tertentu pada unsur yang paling penting.
4.        Keseimbangan (Balance)
Ada 2 jenis keseimbangan yaitu:
a.       Keseimbangan formal
Dapat ditunjukan dengan adanya pembagian secara simetris, sehingga dapat dibayangkan seperti di depan kaca, sebagian dari bentuk yang digambarkan merupakan belahan yang lain. Bentuk ini terlihat statis.
b.      Keseimbangan informal
Bentuknya tidak simetris. Bagian-bagiannya dikembangkan sehingga tidak terkesan statis. Bentuk ini lebih dinamis dan menarik perhatian. Untuk membuatnya dibutuhkan imaginasi dan keberanian si perancang. Bentuk ini digambarkan dengan model asimetris atau diagonal.
5.        Alat-alat visual
Alat-alat visual yang dapat membantu keberhasilan penggunaan prinsip-prinsip (pengembangan) media visual tersebut diatas adalah garis, bentuk, warna, tekstur dan ruang (Kemp,1980) sebagai berikut:
a.       Garis
Suatu garis dalam media visual dapat menghubungkan unsur-unsur bersama dan akan membimbing pemirsa untuk mempelajari media tersebut dalam suatu urutan tertentu.
b.      Bentuk
Suatu bentuk yang tidak biasa (aneh) dapat menimbulkan suatu perhatian khusus pada sesuatu yang divisualkan.
c.       Ruang
Ruang terbuka di sekeliling unur-unsur visual dan kata-kata akan mencegah berjejal dalam suatu media visual. Kalau ruang itu digunakan dengan cermat, maka unsur-unsur yang dirancang menjadi efektf.
d.      Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dijadikan sebagai pengganti sentuhan rasa tertentu  dan dapat juga dipakai sebagai pengganti warna, memberikan penekanan, pemisahan atau untuk meningkatkan kesatuan.
e.       Warna
Warna merupakan unsur tambahan yang terpenting dalam media visual, tetapi harus digunakan secara berhati-hati untuk memperoleh pengaruh yang terbaik. Gunakanlah pada unsur-unsur visual untuk memberikan penekanan, pemisahan atau meningkatkan kesatuan. Pilihlah warna-warna yang merupakan kesatuan harmonis sebab terlampau banyak warna yang berbeda akan mengganggu pandangan dan dapat menimbulkan perbedaan persepsi pada pesan yang dibawakan. Untuk memilih warna ini harus diperhatikan tiga hal:
1)      Warna (merah, biru, dan sebagainya)
2)      Nilai warna (gelap, terang)
3)      Kekuatan warna (efeknya)
Pembuatan lay-out untuk media grafis
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut diatas dapat dibuat lay-out atau tata letak suatu media grafis dengan baik. Kalau kita mempunyai beberapa gambar, kata-kata, bentuk-bentuk atau simbol-simbol lainnya, kemudian ingin meletakkan atau memajangnya pada sebuah papan, dinding atau kertas karton, misalnya bulletin board, maka terlebih dahulu harus merencanakan peletakan benda-benda tersebut. Buatlah rencana pada suatu susunan yang dianggap paling baik, dalam arti unsur-unsur yang akan ditonjolkan sudah tampak, penempatan semua benda sudah harmonis. Maka rencana terakhir adalah layout pembuatan bulletin tersebut. Kemudian dikumpulkan gambar, tulisan, atau simbol-simbol yang diperlukan, lalu ditempelkan. Biasanya lay-out dibuat kalau ingin menyususn beberapa benda, gambar, atau tulisan menjadi suatu kesatuan. Kalau hanya satu gambar saja, misalnya lukisan, maka rencana tersebut tidak disebut lay-out melainkan sketsa.
Prinsip-prinsip umum tersebut diatas digunakan sebagai pedoman pembuatan berbagai jenis media visual seperti: gambar, bagan, diagram, poster, karikatur, ilustrasi dan lain-lain (periksa kembali jenis media visual).
B. Pembuatan Transparasi (Overhead Transparasi/ OHT)
Pembuatan transparasi pada dasarnya tidak berbeda dengan pembuatan media grafis yang telah diuraikan diatas, jadi harus memperhatikan kesederhanaan, kesatuan, keseimbangan, serta lima unsur tambahan seperti grafis, bentuk, tekstur, warna dan ruang.
Bahan:
1.      Spidol permanen OHP
2.      Kapas dan alcohol
3.      Penggaris
4.      Bingkai
Cara membuat:
Transparasi dapat dibuat dengan dua cara pokok yaitu:
1.      Dengan menggambar atau menulis langsung pada lembaran transparasi dengan spidol
2.      Dengan computer, melalui program MS Power Point
1.    Desain atau lay-out
a.       Batasilah transparasi dengan topik yang tidak terlampau luas. Kalau mungkin, sebuah transparan hanya mengandung satu pokok pikiran.
b.      Kalau banyak masalah yang perlu dikembangkan, sebaiknya dikembangkan menjadi beberapa transparansi sebaiknya tidak langsung.
c.       Bahan cetak dari buku ke ditulis seperti apa adanya untuk dipindahkan transparansi.  Simpulkan garis besar bahasan yang ada dalam buku tersebut.  Akan lebih menarik bila dibuat bagan,  diagram,  atau gambar,  dengan sedikit  tulisan untuk sekedar mengingatkan penyaji pada saat menjelaskan transparansi tersebut. 
d.      Tulisan jangan terlampau kecil,  sehingga mudah dibaca dari jauh. 
e.       Daerah yang aman untuk tulisan/gambar adalah 23 x 23 cm.  Lebih dari ukuran tersebut,  gambar akan terpotong bila ditampilkan pada layar
2.    Cara membuat transparan langsung
a.    Siapkan transparansi yang dibeli dari toko(siap pakai)  atau plastik yang dipotong sendiri.
b.    Buatlah layout pada selembar kertas.
c.    Pindahkan lay-out tersebut dengan menggambarkan pada transparansi.  Kalau transparansi ini akan dipakai berkali-kali,  sebaiknya menggunakan spidol permanent OHP, yang tidak mudah dihapus. Namun bila hanya membutuhkan untuk sementara, cukup dengan spidol biasa.
d.   Agar transparansi kelihatan rapih,  berilah bingkai.  Bingkai ini juga dapat berfungsi sebagai catatan untuk mengingatkan penyaji pada hal-hal pokok yang akan disajikan.  Bingkai ini dapat dibeli di toko-toko atau dibuat sendiri dari kertas karton. 
3.    Membuat transparansi melalui komputer Dengan menggunakan komputer,  tidak lagi diperlukan menulis atau menggambar sendiri ide-ide yang akan disajikan. Ada dua macam cara untuk menampilkan media visual ini, yaitu:
a.    Diketik dengan program MS Word Diketik dengan program MS WORD, atau Power Point, kemudian diprint. Dari hasil cetakan ini, dapat dicopy ketransparan.
b.    Bahan diketik dengan menggunakan MS Powerpoint, dicopy pada CD atau USB, untuk ditampilkan melalui LCD Proyektor.
Selain prinsip umum menurut Kemp tersebut Duffy, dkk, 2003 mengemukakan dasar-dasar desain visual yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan media pembelajaran.

C. Dasar-Dasar Desain Visual
Tiap sajian visual terdiri dari sejumlah elemen yang dengan sengaja disusun. Ada 3 kategori utama unsur desain visual yaitu: unsur visual, teks dan afektif.
1.      Unsur visual, meliputi: grafis, simbol, objek nyata, atau organisasi visual.
2.      Unsur teks, meliputi semua aspek penyajian tekstual, dari pemilihan kata-kata sampai gaya bentuknya, warna, dan ukuran yang digunakan.
3.      Unsur afektif meliputi: komponen-komponen visual yang dapat mendatangkan respon dari pengamat seperti menyenangkan, takjub, humor, dsb. 
Pemilihan dan penyusunan unsur-unsur tersebut secara tepat dapat menimbulkan tampilan yang efektif.  Berikut ini panduan yang akan membantu Anda menciptakan tampilan visual yang jelas dan efektif:
1.    Relevansi
Bila ingin menampilkan unsur-unsur visual, tiap unsur harus memberikan kejelasan yang mendukung visualisasi.  Kadang-kadang visualisasi malah membingungkan pebelajar. Grafis yang tidak mengilustrasikan dengan tepat tujuan visualisasi,  akan mengurangi makna pesan Misalnya, terlampau banyak ragam bentuk dan ukuran akan memutar balikkan pesan. Pilihlah unsur-unsur yang relevan dan sesuai untuk mengkomunikasikan isi pesan.
2.    Koherensi dan konsistensi
Semua unsur harus cukup konsisten untuk menampilkan suatu pesan yang jelas. Unsur yang konsisten membuat pesan mudah diinterpretasikan. Sesuatu yang kontras dapat menciptakan minat,  sedangkan adanya unsur unsur yang sama dapat membosankan.
3.    Proporsi dan kontras
Proporsi dan keseimbangan juga harus dipertimbangkan dalam desain visual proporsi berkenaan dengan ukuran unsur yang relatif dalam perbandingan dengan kepentingan.kontras berkenaan dengan nikasi visual yang ditentukan oleh susunan dan keseimbangan unsur-unsur tersebut. Perancang harus menekankan pada unsur yang paling penting dengan meningkatkan proporsinya dengan cara menatanya sehingga meru  pakan titik sentral dalam pesan visual. (kontras ruang putih,  grafis,  objek,  atau teks,  akan menciptakan pengaruh yang kuat dan meningkatkan pesan.
4.    Kesatuan dan arah
Prinsip kesatuan menyarankan agar semua unsur bekerja bersama-sama membantu pusat perhatian pengamat secara khusus, masukkan satu unsur yang dominan untuk membantu pengamat memperoleh gambaran pesan yang pokok dan mendukung semua unsur agar pengamat tetap terarah pada komponen pesan. Susunan unsur-unsur harus membantu pengamat untuk tetap memfokuskan perhatiannya.
5.    Gambar yang besar
Semua bagian secara bersama-sama harus sesuai untuk menciptakan gambaran secara keseluruhan. Gambaran besar itulah yang akan dikomunikasikan, tiap bagian mewakili unsur desain. Kalau guru ingin menyajikan tampilan visual untuk lingkungan belajar perlu perhatian pada gambaran keseluruhan pesan atau gambar yang dikomunikasikan. Kemudian unsur demi unsur akan membangun pesan untuk mengkomunikasikan visi anda kepada pebelajar. 

Selain kemp dan duffy, smaldino 2005 juga mengemukakan prinsip-prinsip visual yang lebih rinci, sebagai berikut: 
Visual Literacy
Selama ini banyak yang menggunakan kata literacy"  selalu dikaitkan dengan membaca dan menulis, yang diartikan "melek huruf". Tetapi Smaldino dkk (2005) meminjam kata tersebut untuk digunakan dalam media visual. Bahwa  visual literacy berkenaan dengan suatu kemampuan belajar menginterpretasikan pesan visual secara akurat dan menciptakan suatu pesan.  Penelitian tentang visual literacy menunjukkan adanya pengaruh sistem pemrosesan visual untuk memperoleh pengetahuan,  keterampilan,  dan sikap.
Proses desain visual Smaldino 2005 mengelompokkan keputusan mendesain itu ke dalam beberapa kelompok,  yaitu: 
1.      Elemen-elemen: pemilihan dan pemasangan unsur verbal/ visual untuk dimasukkan di dalam tampilan.
2.      Pola:  pemilihan pola pola mendasari unsur yang akan ditampilkan.
3.      Susunan: susunan unsur-unsur secara individual dengan pola yang mendasari
Elemen-elemen
 Perencanaan tampilan visual dimulai dengan mengumpulkan atau membuat gambar-gambar secara individual dan unsur-unsur teks yang diharapkan akan digunakan dalam suatu tampilan. Dalam memilih dan memproduksi unsur-unsur gambar dan teks,  pemilihan didasarkan pada tujuan media visual yaitu:  keterbacaan,  membantu pengamat secara cepat melihat pesan,  dan memfokuskan perhatian pada hal yang pokok.  Elemen desain visual ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok,  yaitu: elemen visual,  verbal dan elemen yang menambah daya tarik.
1.    Elemen visual
Jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu tergantung pada tugas belajar.  Lambang -lambang visual seperti dikemukakan Edgar Dale dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu realistis,  analogis dan organisasional.
a.        Realistis,  maksudnya objek yang sesungguhnya,  misalnya foto berwarna gerbong kereta api harus seperti aslinya. Penggunaan warna asli dapat mempertinggi tingkat realistis, yang merupakan salah satu tujuan utama  pembelajaran warna.
b.        Analogis,  artinya menyampaikan konsep atau topik dengan menunjukkan sesuatu yang menngimpikasikan kesamaan. Mengajar tentang aliran listrik dengan menunjukkan aliran air dalam suatu rangkaian pipa paralel.
c.        Organisasional, bahwa media visual meliputi bagan alir,  grafis peta,  dan kelompok diagram.  Pengorganisasian grafis dapat menunjukkan hubungan antara konsep yang pokok dalam materi tekstual. Jenis visual ini membantu mengkomunikasikan pengorganisasian materi.
2.      Elemen verbal
Sebagian besar penyajian berkaitan dengan beberapa informasi verbal yang ditambahkan ke unsur-unsur visual. Untuk mempersiapkan suatu penyajian,  hendaknya mempertimbangkan unsur huruf dengan cermat sebagaimana unsur gambar,  karena kedua hal dapat mengkomunikasikan informasi dengan lebih baik. 
a. Gaya huruf
Gaya huruf harus konsisten dan harmonis dengan unsur-unsur visual yang lain.  Untuk tujuan pembelajaran,  gaya huruf perlu diperhatikan. Guru sebaiknya memilih huruf yang sederhana (norma). Untuk serangkaian penyajian seperti slide,  dapat menggunakan tidak lebih dari dua jenis gaya yang berbeda, dan ini pun harus harmonis satu sama lain. Bila menggunakan komputer, banyak variasi pilihan,  namun untuk komunikasi yang baik, seyogyanya membatasi jumlah variasi (misalnya,  cetak tebal,  cetak miring.  garis bawah, perubahan ukuran) maksimal 4 jenis. Jadi, dapat digunakan dua jenis ukuran ditambah cetak miring dan garis bawah,  atau 3 jenis ukuran yang berbeda ditambah cetak tebal untuk penekanan.
b.    Huruf besar
Agar mudah dibaca,  gunakan huruf-huruf normal ditambah huruf-huruf besar hanya bila diperlukan. Garis besar atau judul yang singkat dapat ditulis dengan huruf besar semua namun untuk frase yang lebih dari 3 kata dan kalimat penuh,  ditulis dengan huruf normal.
c.    Warna huruf
Warna huruf sebaiknya kontras dengan warna latar belakang, baik demi kemudahan dibaca maupun demi penekanan yang menghendaki perhatian khusus. Juga perlu diingat, mungkin pebelajar ada yang buta warna.  Kemudahan dibaca tergantung terutama pada kekontrasan antara warna huruf dan warna latar belakang.
d.   Ukuran huruf Penyajian seperti papan pengumuman dan poster sering dipandang dari jarak dekat oleh pengamat. Ukuran huruf sangat penting untuk kemudahan. Sesuaikan ukuran dengan jarak pandang pebelajar yang duduk di bangku paling belakang.
e.    Jarak antar huruf Jarak antar huruf dari tiap kata perlu dipertimbangkan melalui pengalaman dibandingkan penggunaan atas dasar mekanis. Hal ini perlu karena beberapa huruf (seperti huruf besar A,  I,  K dan betul-betul tidak reguler dalam hal bentuk dibandingkan dengan huruf persegi panjang (seperti huruf besar H,  M,  N,  dan S) dan bentuk bundar (seperti huruf  besar:  C,  G,  O,  dan Q).  Jika huruf persegi panjang atau huruf bundar dikombinasikan satu sama lain dalam jarak yang sama,  akan terjadi pola reguler spasi putih diantara huruf itu. Tetapi jika huruf-huruf non reguler dikombinasikan dengan yang lain dengan cara ini pola jarak putih dapat sangat tidak seimbang. Mengatasi ketidakseimbangan itu adalah membuat seluruh dengan optical spacing (memperkirakan kedekatan yang sama antara jarak putih diantara huruf-huruf.
f.     Jarak diantara garis jarak  vertikal  diantara garis-garis materi cetak juga sangat penting untuk kemudahan. Kalau garis terlampau dekat satu sama lain, akan cenderung kabur jaraknya. Namun bila terlampau jauh, akan kelihatan sepotong-sepotong(bukan bagian dari unit yang sama). Jarak yang sedang untuk spasi vertikal antar garis sebaiknya agak sedikit kecil dari pada rata rata tinggo huruf normal.
3. Elemen yang menambah daya tarik
Tampilan visual sebaiknya memberi pengaruh, paling tidak  untuk menarik perhatian pengamat. Ada 3 hal yang dapat menambah daya tarik yaitu:  kejutan tekstur,  dan interaksi. 
Kejutan
Renungkan suatu metafora yang tidak biasa,  kombinasi ketidaksamaan antara kata dan gambar, misalnya tiba-tiba dimasukkan suatu warna,  perubahan ukuran yang dramatis. Maka seseorang akan memperhatikan sepanjang yang bersangkutan mendapatkan stmuli atau informasi baru. Pengamat akan bosan kalau penyajian monoton.
Tekstur
Sebagian besar tampilan visual berupa 2 demensi. Untuk itu dapat ditambahkan demensi ketiga dengan penggunaan tekstur atau materi yang aktual. Tekstur merupakan suatu ciri objek dan materi 3 demensi
Interaksi
Unsur "R" dari model ASSURE (Require Learner Participation)  menerapkan semua bentuk media. Pengamat dapat bertanya untuk merespon tampilan visual dengan sedikit manipulasi pada tampilan,  sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan selama penyajian. Misalnya, pembelajar dapat menjawab kartu-kartu untuk memasangkan fakta-fakta pada posisi yang benar atau menjawab pertanyaan-pertanyaan geografis yang dapat disembunyikan di bawah penutup yang dapat digeser.

D.    Macam-Macam Media Pembelajaran Sederhana
Kalau kita kreatif ada berbagai benda yang ada dilingkungan kita yang bisa dijadikan sebagai media sederhana demi tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa kelompok media sederhana, yaitu: Gambar diam, grafis, display, relia, poster dan chart.
1.      Gambar
Gambar yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan/ gambar, dan sketsa (gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah untuk menvisualisasikan konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa.
2.      Grafik

Secara fisik bentuk grafik dan chart hampir sama, akan tetapi grafik hanya menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Angka-angka tersebut diwakili oleh bentuk visual, misalnya berupa garis, gambar orang, gambar binatang, dan lain-lain.
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik- titik, garis atau gambar. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas berbeda dengan bagan, grafik di susun berdasarkan prinsip- prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. Ada beberapa macam grafik yang dapat kita gunakan diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
3.      Display
Bulletin board adalah media display yang sifatnya umum, maksudnya media yang berisi pesan baik untuk kelompok orang maupun populasi. Bulletin board dapat berisi berita, pengetahuan, pesan singkat, dan sebagainya. Bulletin board banyak digunakan untuk pengetahuan sederhana hampir sama dengan majalah dinding.
Berbagai jenis media grafis antara lain gambar, poster, ketsa, diagram, chart dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan bulletin. Selain itu, papan bulletin dapat dibuat di pesan-pesan verbal tertulis seperti karang-karangan ( anak-anak) berita, feature, dan sebagainya. Berbeda dengan papan flanel, papan bulletin ini tidak dilapisi kain flannel tetapi langsung ditempelkan gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
Secara fisik bulletin board adalah suatu bidang datar dengan berbagai ukuran dan bentuk (persegi panjang) yang dapat ditempel pada paku payung. Display dapat dibuat sebagai media pembelajaran sederhana dengan cara pertama, memilih gambar yang sesuai dengan mata pelajaran. Kedua, gambar-gambar tersebut langsung ditempelkan pada papan bulletin dengan mengunakan paku payung.
4.      Relia
Media relia adalah benda nyata, yang tidak harus dihadirkan di ruang kelas tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek, sehingga dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Contoh: Mempelajari keanekaragaman mahluk hidup.
5.      Poster
Poster adalah media yang bersifat persuasif yang bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan kata-kata. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara rinci, harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak, akan hilang kegunaanya.
6.      Chart / Bagan
Chart merupakan presentasi berupa gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan. Misalnya: kronologis, jumlah, dan hierarki. Sebagai media yang baik, bagan haruslah: dapat dimengerti, sederhana dan lugas (tidak rumit atau berbelit-belit), diganti pada waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tak hilang daya tarik.
Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan materi pelajaran yang lain. Chart harus mempunyai tujuan pembelajaran yang ditentukan dengan jelas. Bagi siswa yang berusia muda suatu chart harus berisikan hanya satu konsep atau gambaran konsep. Sebaliknya chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk dapat dipahami. Jika ingin megungkapkan beberapa gagasan dan konsep, sebaiknya dibuat serangkain chart sederhana. Informasi pembelajaran dan pesan-pesan isi pelajaran dikomunikasikan melalui saluran visual dan materi verbal hanya diadakan untuk mendukung pesan visual.














BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah “Pengembangan media sederhana” dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sederhana merupakan media yang tidak berbasis teknologi, dapat dibuat sendiri, dan tidak memerlukan biaya mahal.
Unsur-unsur dalam pembuatan media pembelajaran, meliputi: kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, dan warna. Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dapat membuat sendiri media sederhana yang memiliki nilai ekonomis dan kepraktisannya, berupa gambar atau foto.
Media tidak selalu identik dengan mahal karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya yaitu media canggih, yang identik dengan mahal dan media sederhana (simple media) yang tidak memerlukan biaya mahal. Media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri. Anda sebagai guru atau ahli media yang biasanya tidak memerlukan listrik untuk menyajikannya.
Unsur-unsur visual media sederhana antara lain; Kesederhanaan, Keterpaduan, Penekanan, Keseimbangan, Bentuk, Garis, Tekstur, Warna. Macam-Macam media pembelajaran sederhana, kalau kita kreatif ada berbagai benda yang ada dilingkungan kita yang bisa dijadikan sebagai media sederhana demi tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa kelompok media sederhana, yaitu: Gambar, grafis, display, relia, poster dan chart.
Media pembelajaran sederhana yang berupa gambar dapat dibuat dengan beragam variasi pembuatan. Bahan-bahan yang dipergunakan daiam pembuatan media gambar dapat berupa kertas, papan triplek, gabus, dan kain.
B.       Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang pembuatan media pembelajaran sederhana dan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam pembuatan media pembelajaran. Pemakalah mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik dalam segi tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.





DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Cetakan. 1, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997
Sujana, Nana & Ahmad Rivai,  Media Pengajaran, Cet.8, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2009
Sri Anitah, Media Pembelajaran .Cetakan 1. Surakarta LPP UNS dan UNS Press. 2008